Selasa, 01 Mei 2012

Dunia ke 2



Melihat mereka yang telah merasakan pengalaman di luar sana, pahit manisnya kehidupan, adalah sebuah tantangan yang harus dihadapi. Ketika ku memandang diri ini, pertanyaan ini selalu hadir dalam benakku, “Kapan giliranku?”

Ya, aku dengan segala keterbatasanku harus mempersiapkan diri dari sekarang, bukannya tidak mungkin ku juga bisa sukses di luar sana.

Teringat pengalaman santri Gontor, meski dengan keterpaksaan untuk memasukinya, tapi ada hikmah dibalik itu semua. Banyak hal yang tidak didapatnya selain di Gontor, hal yang mampu mengubah hidupnya hingga sekarang ini. Mengejar dunia, mewujudkan awan benua yang ia bangun dari impian Shohibul Menara. Bahkan ia mampu lebih dari mereka yang belum pernah mencicipi bagaimana rasanya kehidupan di pondok.

Perjuangan Imam Asy Syafi’i yang suka mengembara, terutama untuk mencari ilmu pengetahuan Beliau pernah berkata dalam sebuah syairnya :
 ما في المقام لذي عقل وذي أدب # من راحة فدع الأوطان واغترب
Adalah tidak enak bagi orang cerdik-pandai untuk tinggal tetap di suatu tempat, Oleh karena itu tinggalkanlah tanah air dan mengembaralah!
 سافر تجد عوضا عمن تفارقه # وانصب فإن لذيذ العيش في النصب
 Musafirlah! Engkau akan mendapat sahabat-sahabat pengganti sahabat-sahabat yang ditinggalkan. Bekerja keraslah! Karena kelezatan hidup adalah dalam bekerja keras.
 اني رأيت وقوف الماء يفسده # ان سال طاب وان لم يجر لم يطب
Saya (Imam Syafi’i) berpendapat bahwa air kalau tetap di suatu tempat, ia akan busuk. Kalau ia mengalir barulah ia bersih, dan kalau tidak mengalir akan menjadi kotor
 الأسد لو لا فراق الغاب ما افترست # والسهم لو لا فراق القوس لم يصب
Singa kalau tidak keluar dari sarangnya, ia tak akan dapat makan. Anak panah kalau tidak meluncur dari busurnya, ia tak akan mengena
والشمس لو وقفت في الفلك دائمة # لملها الناس من عجم ومن عرب
 Matahari pun kalau tetap niscaya seluruh manusia akan marah padanya
 والتبر كالترب ملقي في أماكنه # والعود في أرضه نوع من الحطب
Tibir (bahan baku emas) adalah saperti tanah saja ketika ia masih tergeletak di tempatnya.
 فإن تغرب هذا عزا مطلبه # وإن تغرب ذالك عز كالذهب
Kalau yang ini (kayu rimba) keluar dari rimba, sukar sekali mendapatkannya, dan itu (tabir) kalau keluar dari tempat sudah berharga seperti emas


Demikian Imam Syafi’i yang mengajurkan kepada pengikutnya supaya menyukai pengembaraan terutama untuk mencari ilmu pengetahuan. Sama dengan cerita di atas, terkadang ku juga ingin bisa seperti mereka, mencicipi pahit manisnya perjuangan dalam mewujudkan apa yang menjadi impianku selama ini. Selama masa-masa di pondok ini, ku harus mempersiapkan diri dari sekarang, mudah-mudahan kan ada jalan/ perantara tuk sampai kepadanya.


Berbekal dari sedikit ilmu, semoga ku bisa. 

من جد وجد

Tidak ada komentar:

Posting Komentar