tag:blogger.com,1999:blog-33772884949987020392023-11-16T11:00:28.110-08:00Berbagi IlmuAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/03906842120461258854noreply@blogger.comBlogger4125tag:blogger.com,1999:blog-3377288494998702039.post-66584029196212725412012-05-22T00:34:00.000-07:002012-05-24T17:35:58.450-07:00Faktor-faktor Apakah Yang Menyebabkan Manusia Tidak Mau Berpikir?<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiMs48QhMH1mBVaGmwUo9ty3c6KKMaEa7t-Y9zMztmioXm5DShfllhw2aPLmmz2SHVyusYSjn56uGpH7U1ZJ7GUUROfpj1YxF_iMBtuVr5KdNY2bdS2hJOnhOGllAD9SqZjo06owbbvYKW/s1600/berfikir.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="241" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiMs48QhMH1mBVaGmwUo9ty3c6KKMaEa7t-Y9zMztmioXm5DShfllhw2aPLmmz2SHVyusYSjn56uGpH7U1ZJ7GUUROfpj1YxF_iMBtuVr5KdNY2bdS2hJOnhOGllAD9SqZjo06owbbvYKW/s320/berfikir.jpg" width="320" /></a></div>
<div align="center" class="METNYAZISI" style="line-height: normal; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 1.0cm;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span lang="DE"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Ada banyak sebab yang menghalangi manusia untuk berpikir. Satu, atau
beberapa, atau semua sebab ini dapat mencegah seseorang untuk berpikir dan
memahami kebenaran. Oleh karena itu, perlu kiranya setiap orang mencari
faktor-faktor yang menyebabkan mereka berada dalam kondisi yang kurang baik
tersebut, dan berusaha melepaskan diri darinya. Jika tidak dilakukan, ia tidak
akan mampu mengetahui realitas yang sebenarnya dari kehidupan dunia yang pada
akhirnya menghantarkannya kepada kerugian besar di akhirat.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-right: 8.5pt; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="DE"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dalam Al-Qur'an Allah memberitakan keadaan orang-orang yang terbiasa
berpikir dangkal: <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizXVSMnSTT9JNlxw81oNTCPvRebu-lZwgecYUPOIUHpRkSK8uOd5xi5bnckrNbQmqJU_i6yXjib3ZvIPEYDzkiRSCRNnR0w-GlH99dXe9aafiFIl8V6Zl5qiHcmfS_5vecHQ1FPZdupjhv/s1600/arrum+7-8.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="106" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizXVSMnSTT9JNlxw81oNTCPvRebu-lZwgecYUPOIUHpRkSK8uOd5xi5bnckrNbQmqJU_i6yXjib3ZvIPEYDzkiRSCRNnR0w-GlH99dXe9aafiFIl8V6Zl5qiHcmfS_5vecHQ1FPZdupjhv/s400/arrum+7-8.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="ayet">
<br /></div>
<div class="ayet">
<br /></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<b><span lang="DE"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">"Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari
kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai Dan
mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak
menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan
tujuan yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di
antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya". (QS.
Ar-Ruum, 30: 7-8)<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<br /></div>
<div class="ayet" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><b><span lang="DE">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="DE">Kelumpuhan mental akibat mengikuti kebanyakan orang<o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="ayet" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span lang="DE"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Satu sebab yang membuat kebanyakan orang tersesat adalah keyakinannya bahwa
apa yang dilakukan "sebagian besar" manusia adalah benar. Manusia biasanya
lebih cenderung menerima apa yang diajarkan oleh orang-orang disekitarnya,
daripada berpikir untuk mencari sendiri kebenaran dari apa yang diajarkan
tersebut. Ia melihat bahwa hal-hal yang pada mulanya kelihatannya janggal
seringkali dianggap biasa oleh kebanyakan orang, atau bahkan tidak terlalu
dipedulikan. Maka setelah beberapa lama, ia kemudian menjadi terbiasa juga
dengan hal-hal tersebut.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span lang="DE"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sebagai contoh: sebagian besar dari teman-teman di sekitarnya tidak
berpikir bahwa suatu hari mereka akan mati. Mereka bahkan tidak membiarkan satu
orang pun berbicara mengenai masalah ini untuk mengingatkan tentang kematian.
Seseorang yang berada dalam lingkungan yang demikian akan berkata,"Karena
semua orang seperti itu, maka tidak ada salahnya jika saya berperilaku sama
seperti mereka." Lalu orang tersebut menjalani hidupnya tanpa mengingat
kematian sama sekali. Sebaliknya, jika orang-orang di sekitarnya bertingkah
laku sebagai orang yang takut kepada Allah dan beramal secara sungguh-sungguh
untuk hari akhir, sangat mungkin orang ini akan juga berubah sikap.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span lang="DE"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sebagai contoh tambahan: ratusan berita tentang bencana alam,
ketidakadilan, ketidakjujuran, kedzaliman, bunuh diri, pembunuhan, pencurian,
penggelapan uang diberitakan di TV dan majalah-majalah. Ribuan orang yang
membutuhkan bantuan disebutkan setiap hari. Tetapi banyak dari mereka yang
membaca berita-berita tersebut, membolak-balik halaman surat kabar atau menekan
tombol TV dengan tenangnya. Pada umumnya, manusia tidak memikirkan mengapa
berita-berita semacam ini demikian banyak; apa yang harus dilakukan dan
persiapan-persiapan apa yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya
peristiwa yang sedemikian mengenaskan; serta apa yang dapat mereka lakukan
untuk mengatasi masalah tersebut. Kebanyakan manusia menuding orang atau pihak
lain bertanggung jawab atas kejadian-kejadian tersebut. Dengan seenaknya mereka
melontarkan kata-kata seperti "Apakah menjadi tanggung jawab saya untuk
menyelamatkan dunia ini?"<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<br /></div>
<div class="ayet" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><b><span lang="DE">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="DE">Kemalasan mental<o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="ayet" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span lang="DE"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kemalasan adalah sebuah faktor yang menghalangi kebanyakan manusia dari
berpikir.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span lang="DE"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Akibat kemalasan mental, manusia melakukan segala sesuatu sebagaimana yang
pernah mereka saksikan dan terbiasa mereka lakukan. Untuk memberikan sebuah
contoh dari kehidupan sehari-hari: cara yang digunakan para ibu rumah tangga
dalam membersihkan rumah adalah sebagaimana yang telah mereka lihat dari
ibu-ibu mereka dahulu. Pada umumnya tidak ada yang berpikir, "Bagaimana
membersihkan rumah dengan cara yang lebih praktis dan hasil yang lebih
bersih" dengan kata lain, berusaha menemukan cara baru. Demikian juga,
ketika ada yang perlu diperbaiki, manusia biasanya menggunakan cara yang telah
diajarkan ketika mereka masih kanak-kanak. Umumnya mereka enggan berusaha
menemukan cara baru yang mungkin lebih praktis dan berdaya guna. Cara berbicara
orang-orang ini juga sama. Cara bagaimana seorang akuntan berbicara, misalnya,
sama seperti akuntan-akuntan yang lain yang pernah ia lihat selama hidupnya.
Para dokter, banker, penjual…..dan orang-orang dari latar belakang apapun
mempunyai cara bicara yang khas. Mereka tidak berusaha mencari yang paling
tepat, paling baik dan paling menguntungkan dengan berpikir. Mereka sekedar
meniru dari apa yang telah mereka lihat.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span lang="DE"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Cara pemecahan masalah yang dipakai juga menunjukkan kemalasan dalam
berpikir. Sebagai contoh: dalam menangani masalah sampah, seorang manajer
sebuah gedung menerapkan metode yang sama sebagaimana yang telah dipakai oleh
manajer sebelumnya. Atau seorang walikota berusaha mencari jalan keluar tentang
masalah jalan raya dengan meniru cara yang digunakan oleh walikota-walikota
sebelumnya. Dalam banyak hal, ia tidak dapat mencari pemecahan yang baru
dikarenakan tidak mau berpikir.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span lang="DE"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sudah pasti, contoh-contoh di atas dapat berakibat fatal bagi kehidupan
manusia jika tidak ditangani secara benar. Padahal masih banyak masalah yang
lebih penting dari itu semua. Bahkan jika tidak dipikirkan, akan mendatangkan
kerugian yang besar dan kekal bagi manusia. Penyebab kerugian tersebut adalah
kegagalan seseorang dalam berpikir tentang tujuan keberadaannya di dunia;
ketidakpedulian akan kematian sebagai suatu kenyataan yang tidak dapat
dihindari; dan kepastian akan hari penghisaban setelah mati. Dalam Al-Qur'an,
Allah mengajak manusia untuk merenungkan fakta yang sangat penting ini:<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<br /></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<b><span lang="DE"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">"Mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya
sendiri, dan lenyaplah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan. Pasti
mereka itu di akhirat menjadi orang-orang yang paling merugi. Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh dan merendahkan diri
kepada Tuhan mereka, mereka itu adalah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di
dalamnya. Perbandingan kedua golongan itu (orang-orang kafir dan orang-orang
mukmin), seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan dapat
mendengar. Adakah kedua golongan itu sama keadaan dan sifatnya? Maka tidakkah
kamu mengambil pelajaran (daripada perbandingan itu)?" (QS. Huud, 11:
21-24)<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<br /></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<b><span lang="DE"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">"Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama
dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa) ? Maka mengapa kamu tidak
mengambil pelajaran." (QS. An-Nahl, 16: 17)<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<br /></div>
<div class="ayet" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="METNYAZISI" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><b><span lang="DE">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="DE">Anggapan bahwa berpikir secara mendalam</span></b><b><span lang="DE"> </span></b><b><span lang="DE">tidaklah baik<o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="ayet" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span lang="DE"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Ada sebuah kepercayaan yang kuat dalam masyarakat bahwa berpikir secara
mendalam tidaklah baik. Mereka saling mengingatkan satu sama lain dengan
mengatakan "jangan terlalu banyak berpikir, anda akan kehilangan
akal". Sungguh ini tidak lain hanyalah omong kosong yang
didengung-dengungkan oleh mereka yang jauh dari agama. Yang seharusnya dihindari
bukanlah tidak berpikir, akan tetapi memikirkan keburukan; atau terjerumus
dalam keragu-raguan, khayalan-khayalan atau angan-angan kosong.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span lang="DE"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mereka yang tidak memiliki keimanan yang kuat kepada Allah dan hari akhir,
tidak berpikir mengenai hal-hal yang baik dan bermanfaat, akan tetapi hal-hal
yang negatif. Sehingga hasil yang tidak bermanfaatlah yang pada akhirnya muncul
dari perenungan mereka. Mereka berpikir, misalnya, bahwa hidup di dunia adalah
sementara, dan bahwa mereka suatu hari akan mati, akan tetapi hal ini
menjadikan mereka putus harapan. Sebab secara sadar mereka tahu bahwa menjalani
kehidupan tanpa mengikuti perintah Allah hanya akan menyengsarakan mereka di
akhirat. Sebagian dari mereka bersikap pesimistik karena berkeyakinan bahwa
mereka akan lenyap sama sekali setelah mati.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span lang="DE"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Orang yang bijak, yang beriman kepada Allah dan hari kemudian memiliki pola
pikir yang sama sekali berbeda ketika mengetahui bahwa hidup di dunia hanyalah
sementara. Pertama-tama, kesadarannya akan kehidupan dunia yang sementara mendorongnya
untuk memulai sebuah perjuangan atau kerja keras yang sungguh-sungguh untuk
kehidupannya yang hakiki dan abadi di akhirat. Karena tahu bahwa hidup ini
cepat atau lambat akan berakhir, ia tidak terlenakan oleh ambisi syahwat dan
kepentingan dunia. Ia terlihat sangat tenang. Tak satupun peristiwa yang
menimpanya dalam kehidupan yang sementara ini membuatnya marah. Dengan ceria ia
selalu berpikir tentang harapan untuk meraih kehidupan yang abadi dan
menyenangkan di akhirat. Ia juga sangat menikmati keberkahan dan keindahan
dunia. Allah telah menciptakan kehidupan dunia dengan tidak sempurna dan penuh
kekurangan sebagai ujian bagi manusia. Ia berpikir bahwa jika dalam kehidupan
di dunia yang tidak sempurna dan cacat ini terdapat demikian banyak kenikmatan
untuk manusia, maka sudah pasti kehidupan surga amat tak terbayangkan lagi
keindahannya. Ia mendambakan untuk melihat keindahan yang hakiki di akhirat.
Dan ia memahami semua hal tersebut setelah berpikir secara mendalam.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<br /></div>
<div class="ayet" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><b><span lang="DE">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="DE">Berlepas Diri Dari Tanggung Jawab Melaksanakan</span></b><b><span lang="DE"> </span></b><b><span lang="DE">Apa Yang Diperoleh Dari Berpikir<o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="ayet" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span lang="DE"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kebanyakan manusia beranggapan bahwa mereka dapat mengelak dari berbagai
macam tanggung jawab dengan menghindarkan diri dari berpikir, dan mengalihkan
akalnya untuk memikirkan hal-hal yang lain. Dengan melakukan yang demikian di
dunia, mereka berhasil melepaskan diri mereka sendiri dari beragam masalah.
Satu diantara banyak hal yang sangat menipu manusia adalah anggapan bahwa
mereka akan dapat membebaskan diri dari kewajiban mereka kepada Allah dengan
cara tidak berpikir. Inilah sebab utama yang membuat mereka tidak berpikir
tentang kematian dan kehidupan setelahnya. Jika seseorang berpikir bahwa ia
suatu hari akan mati dan selalu ingat bahwa ada kehidupan abadi setelah mati, maka
ia wajib bekerja keras untuk kehidupannya setelah mati. Tetapi ia telah menipu
dirinya sendiri ketika berkeyakinan bahwa kewajiban tersebut akan lepas dengan
sendirinya ketika ia tidak berpikir tentang keberadaan akhirat. Ini adalah
kekeliruan yang sangat besar, dan jika seseorang tidak mendapatkan kebenaran di
dunia dengan berpikir, maka setelah kematiannya ia baru akan menyadari bahwa
tidak ada jalan keluar baginya untuk meloloskan diri.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="ayet" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><b><span lang="DE">"Dan datanglah sakaratul maut dengan
sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya. Dan ditiuplah
sangkakala. </span></b><b><span lang="FR">Itulah hari terlaksananya
ancaman." (QS. Qaaf, 50: 19-20)<o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="ayet" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="METNYAZISI" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><b><span lang="FR">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="FR">Tidak Berpikir Akibat Terlenakan Oleh Kehidupan</span></b><b><span lang="FR"> </span></b><b><span lang="FR">Sehari-Hari<o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="ayet" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span lang="FR"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kebanyakan manusia menghabiskan keseluruhan hidup mereka dalam
"ketergesa-gesaan". Ketika mencapai umur tertentu, mereka harus
bekerja dan menanggung hidup diri mereka dan keluarga mereka. Mereka menganggap
hal ini sebagai sebuah "perjuangan hidup". Dan, karena harus bekerja
keras, jungkir balik dalam pekerjaan, mereka mengatakan tidak mempunyai waktu
lagi untuk hal-hal yang lain, termasuk berpikir. Akhirnya mereka pun terbawa
larut oleh arus ke arah mana saja kehidupan mereka ini membawa mereka. Dengan
demikian, mereka menjadi tidak peka lagi dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi
di sekitar.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span lang="FR"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Namun, tidak sepatutnya manusia memiliki tujuan hidup hanya sekedar
menghabiskan waktu; bergegas pergi dari satu tempat ke tempat yang lain. Yang
terpenting di sini adalah kemampuan melihat kenyataan sesungguhnya dari
kehidupan dunia ini untuk kemudian menempuh jalan hidup yang sebenarnya. Tidak
ada satu orang pun yang mempunyai tujuan akhir mendapatkan uang, bekerja,
belajar di universitas atau membeli rumah. Sudah barang tentu manusia perlu
melakukan ini semua dalam hidupnya, namun yang mesti senantiasa ada dalam
benaknya ketika melakukan segala hal tersebut yaitu kesadaran akan keberadaan
manusia di dunia sebagai hamba Allah, untuk bekerja demi mencari ridha, kasih
sayang dan surga Allah. Segala perbuatan dan pekerjaan selain untuk tujuan
tersebut hanyalah berfungsi sebagai "sarana" untuk membantu manusia
dalam meraih tujuan yang sebenarnya. Menempatkan sarana sebagai tujuan utama
adalah sebuah kekeliruan yang amat besar yang didengung-dengungkan syaitan
kepada manusia.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span lang="FR"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Seseorang yang hidup tanpa berpikir akan mudah sekali menjadikan sarana
tersebut sebagai tujuan. Kita dapat menyebutkan contoh-contoh lain yang serupa
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: tidak dapat diragukan bahwa bekerja dan
menghasilkan berbagai hal yang bermanfaat untuk masyarakat adalah perbuatan
baik. Seseorang yang beriman kepada Allah akan melakukan pekerjaan tersebut
dengan bersemangat sambil mengharapkan balasan Allah di dunia dan di akhirat.
Sebaliknya jika seseorang melakukan hal yang sama tanpa mengingat Allah dan
hanya mengharapkan imbalan dunia, seperti mendapatkan jabatan tinggi agar
dihormati oleh masyarakat, maka ia telah melakukan kekeliruan. Ia telah
melakukan sesuatu yang sebenarnya dapat digunakan sebagai sarana untuk mencapai
tujuannya, yakni mencari ridha Allah. Ketika menemukan realitas yang sebenarnya
di akhirat, ia merasa sangat menyesal karena telah melakukan hal yang demikian.
Dalam sebuah ayat, Allah merujuk ke mereka yang terpedaya oleh kehidupan dunia
sebagaimana berikut:<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<br /></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><b><span lang="FR">"(Keadaan kamu hai orang-orang munafik dan
musyrikin) adalah seperti keadaan orang-orang sebelum kamu, mereka lebih kuat
daripada kamu, dan lebih banyak harta dan anak-anaknya dari kamu. Maka mereka
telah menikmati bagian mereka, dan kamu telah menikmati bagian kamu sebagaimana
orang-orang yang sebelummu menikmati bagiannya, dan kamu mempercakapkan (hal
yang batil) sebagaimana mereka mempercakapkannya. Mereka itu amalannya menjadi
sia-sia di dunia dan di akhirat; dan mereka itulah orang-orang yang
merugi." </span></b><b><span lang="EN-US">(QS. At-Taubah, 9: 69).<o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="ayet" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="METNYAZISI" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><b><span lang="EN-US">6.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US">Melihat segala
sesuatu dengan "penglihatan yang</span></b><b><span lang="EN-US"> </span></b><b><span lang="EN-US">biasa",
sekedar melihat tanpa perenungan<o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="ayet" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Ketika
melihat beberapa hal yang baru untuk pertama kalinya, manusia mungkin menemukan
berbagai hal yang luar biasa yang mendorong mereka berkeinginan untuk
mengetahui lebih jauh apa yang sedang mereka lihat tersebut. Namun setelah
sekian lama, mereka mulai terbiasa dengan hal-hal ini dan tidak lagi merasa
takjub. Terutama sebuah benda ataupun kejadian yang mereka temui setiap hari
sudah menjadi sesuatu yang "biasa" saja bagi mereka.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span lang="EN-US">Sebagai
contoh, beberapa orang calon dokter merasakan adanya pengaruh terhadap dirinya
ketika pertama kali melihat jenazah. </span><span lang="FR">Saat pertama
kali satu di antara para pasien mereka meninggal dapat membuat mereka termenung
lama. Padahal beberapa menit yang lalu jasad tak bernyawa ini masih hidup,
tertawa, memikirkan rencana-rencana, berbicara, menikmati hidup dengan wajah
yang ceria. Orang yang tadinya hidup serta melihat dengan mata yang ceria,
berbicara tentang rencana masa depan, menikmati sarapan di pagi hari mendadak
terbaring tanpa ruh. Ketika pertama kali mayat tersebut diletakkan di depan
para dokter tersebut untuk diautopsi, mereka berpikir segala hal yang mereka
lihat padanya. Tubuhnya membusuk demikian cepat, bau yang menusuk hidung pun
tercium, rambut yang tadinya terlihat indah menjadi demikian kusut hingga tak
seorang pun sudi menyentuhnya. Kesemua ini termasuk apa yang ada di benak
mereka. Lalu mereka pun berpikir: bahan pembentuk semua manusia adalah sama dan
jasad mereka akan mengalami akhir yang serupa, yakni mereka pun akan menjadi
seperti mayat yang mereka saksikan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span lang="FR"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Namun, setelah berulang-ulang melihat beberapa mayat dan mendapati beberapa
pasiennya meninggal dunia, orang-orang ini pada akhirnya menjadi terbiasa.
Mereka lalu memperlakukan mayat-mayat, atau bahkan para pasien mereka
sebagaimana barang atau benda.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span lang="DE"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sungguh, ini tidak berlaku terhadap dokter saja. Terhadap kebanyakan
manusia, hal yang sama dapat terjadi dalam kehidupan mereka. Sebagai contoh,
ketika seseorang yang biasa hidup dalam kesusahan dikaruniai kehidupan yang
serba berkecukupan, ia akan sadar bahwa semua yang ia miliki adalah sebuah
kenikmatan untuknya. Tempat tidurnya menjadi lebih nyaman, tempat tinggalnya
menghadap ke arah pemandangan yang indah, ia dapat membeli apapun yang
diinginkannya, menghangatkan rumahnya di musim dingin sekehendaknya, dengan
mudahnya pergi dari satu tempat ke tempat yang lain dengan kendaraan, dan
banyak hal lain yang kesemuanya adalah kenikmatan baginya. Ketika membandingkan
dengan keadaan yang sebelumnya, ia akan merasa bersyukur dan bahagia. Akan
tetapi, bagi orang yang telah memiliki kesemua ini sejak lahir mungkin tak
pernah terlalu memikirkan tentang nilai dari semua kenikmatan tersebut. Jadi,
penilaian terhadap segala kenikmatan ini tidak mungkin dilakukannya tanpa ia
mau berpikir secara mendalam.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span lang="DE"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Lain halnya bagi seseorang yang mau merenung, tidaklah menjadi persoalan
apakah ia mendapatkan segala kenikmatan tersebut sejak lahir atau di kemudian
hari. Sebab ia tidak pernah melihat apa yang dimilikinya sebagai sesuatu yang
biasa-biasa saja. Ia paham bahwa segala yang ia punyai adalah ciptaan Allah.
Sekehendak-Nya, Allah berkuasa mengambil semua kenikmatan yang ada darinya.
Sebagai contoh, orang-orang mukmin ketika menaiki hewan tunggangan, yakni
kendaraan, mereka akan berdoa:<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="ayet" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<b><span lang="DE"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">"Supaya kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu
ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan supaya kamu
mengatakan:"Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami
padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan
kembali kepada Tuhan kami." (QS. Az-Zukhruf, 43: 13-14)<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="ayet" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="METNYAZISI" style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 8.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span lang="DE">Di ayat lain, dikisahkan bahwa ketika orang-orang yang beriman memasuki
kebun-kebun atau taman-taman mereka, mereka mengingat Allah seraya berkata, <b>"Atas
kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan
Allah" (QS. Al-Kahfi, 18: 39)</b>. Ini adalah sebuah isyarat bahwa setiap
saat ketika memasuki taman-taman mereka, muncul dalam benak mereka: Allah lah
yang menciptakan dan memelihara taman ini. Sebaliknya, seseorang yang tidak
berpikir mungkin takjub ketika pertama kali melihat sebuah taman yang indah,
tetapi kemudian taman tersebut menjadi sebuah tempat yang biasa-biasa saja
baginya. Kekagumannya atas keindahan tersebut telah sirna. Sebagian orang sama
sekali tidak menyadari nikmat tersebut dikarenakan tidak berpikir. Mereka
menganggap segala kenikmatan yang ada sebagai hal yang "biasa" atau
"lumrah" dan sebagai "sesuatu yang memang seharusnya sudah
demikian". Inilah yang menjadikan mereka tidak dapat merasakan kenikmatan
dari keindahan taman tersebut.</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="ayet" style="margin-left: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Ikhtisar ini diambil
dari e-book Harun Yahya, dalam bukunya “Bagaimana seorang muslim berfikir”</span><o:p></o:p></i></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03906842120461258854noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3377288494998702039.post-87353396209094288752012-05-02T10:17:00.000-07:002012-05-22T08:23:05.913-07:00Hardiknas<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiI8P8tErSL339VDIj5dqsldKJEgMg-P02IDD497pgB_BZvmUOiwavwybENK2VF__6IK36ZVZU_PSRobAZyA6OpeZzGWJWwXHwlxEbr5HuQ1embLtcwsA1CxaI4rRX_B1nR9lg9NQlcKNp8/s1600/hardiknas.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiI8P8tErSL339VDIj5dqsldKJEgMg-P02IDD497pgB_BZvmUOiwavwybENK2VF__6IK36ZVZU_PSRobAZyA6OpeZzGWJWwXHwlxEbr5HuQ1embLtcwsA1CxaI4rRX_B1nR9lg9NQlcKNp8/s320/hardiknas.jpg" width="282" /></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Baru nyadar eh, sekarang tu 2 Mei, Hari Pendidikan Nasional,
aktifitas mengajar jadi libur, coz all teacher semuanya ikut upacara bendera.<o:p></o:p></span></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ketika ingat Hardiknas, jadi teringat kisah perjuangan Ki Hajar
Dewantara, Sang Bapak Pendidikan Nasional, dengan semboyan yang masih teringat,
semenjak SD, “Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, tut wuri
handayani, yang artinya di depan memberi tauladan, di tengah memberi bimbingan,
dan dibelakang memberi dorongan”. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Hm, tapi kayanya yang paling hafal, poin ke-3, soalnya menjadi
slogan Departemen Pendidikan Nasional kita.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Meski baru inget, hari sekarang hari Pendidikan Nasional, nggak ada
salahnya kita ingat2 kembali materi pelajaran waktu SMP/SMA. (Masih pada
inget?.....)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ki Hajar Dewantara, nama aslinya Raden Mas Soewardi Soerjaningrat,
dilahirkan di Yogyakarta, tepatnya tanggal 2 Mei tahun 1889, adalah aktivis
pergerakan kemerdekaan Indonesia, Kolumnis, Politisi, dan pelopor pendidikan
bagi kaum pribumi<span> </span>Indonesia dari zaman
penjajahan Belanda. Pendiri Perguruan Taman Siswa juga, yang merupakan lembaga
pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa
memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang
Belanda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Soewardi, memulai pendidikannya di ELS<span> </span>yang merupakan Sekolah Dasar Eropa/ Belanda.
Ia sempat melanjutkan ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera) tapi tidak sampai
tamat karena sakit. Kemudian ia bekerja sebagai penulis dan wartawan di
beberapa surat kabar. Pada masanya ia tegolong penulis handal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ada sebuah tulisan beliau yang bertujuan untuk mengkritik perayaan
seratus tahun bebasnya negeri Belanda dari penjajahan Perancis pada bulan November
1913 dan dirayakan di tanah jajahan Indonesia denga menarik uang dari rakyat
jajahannya untuk membiayai pesta perayaan tersebut. Judul tulisannya adalah Als
Ik Eens Nederlands (Seandainya Aku Seorang Belanda), petikan tulisannya sebagai
berikut :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="color: #474747; font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">"Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan
menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang kita sendiri telah
merampas kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak
adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan
untuk dana perayaan itu. Pikiran untuk menyelenggarakan perayaan itu saja sudah
menghina mereka dan sekarang kita garuk pula kantongnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="color: #474747; font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ayo teruskan penghinaan lahir dan batin itu! "Kalau aku
seorang Belanda" Apa yang menyinggung perasaanku dan kawan-kawan
sebangsaku terutama ialah kenyataan bahwa bangsa inlander diharuskan ikut
mengongkosi suatu pekerjaan yang ia sendiri tidak ada kepentingannya
sedikitpun".<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Akibatnya, beliau dibuang tanpa protes pengadilan ke Pulau Bangka
oleh Gubernur Jenderal Idenburg, Namun atas tulisan Douwes Dekker dan Cipto
Mangoenkoesoemo yang membelanya, hukuman tersebut berganti menjadi dibuang ke
negeri Belanda. Dan setelah kembali ke tanah air, beliau mendirikan sebuah
perguruan yang bercorak nasional bernama Nationaal Onderwijs Instituut
Tamansiswa (Perguruan Taman Siswa Nasional) pada tanggal 3 Juli 1992.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dari sinilah lahir konsep pendidikan nasional. Dan atas
jasa-jasanya ia dikukuhkan sebagai pahlawan nasional ke-2 oleh Presiden RI,
Soekarno pada tanggal 28 November 1959, tanggal kelahiran beliau diperingati
sebagai Hari Pendidikan Nasional.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Lalu, terkait dengan Hari Pendidikan Nasional, bagaimanakah kondisi
pendidikan kita saat ini?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ada 3 poin yang menjadi kajian:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span>1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Generasi
Penerus Bangsa</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dalam hal pendidikan, ini menjadi faktor yang
paling dominan. Karena, benih-benih yang lahir di tanah air tercinta kita
inilah merupakan calon-calon penerus yang akan menggenggam nasib bangsa.
Akankah ke masa depan yang positif, atau justru ke arah yang negatif. Itu semua
tergantung kepada mereka.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Nha, sekarang kita coba untuk introspeksi diri,
apa yang sudah kita lalukan untuk bangsa ini. Lalu apa yang juga terjadi pada
bangsa ini? Mengapa kita cenderung menjadi manusia yang konsumtif dalam
kehidupan, mengapa kita tidak bisa seperti negara-negara maju seperti Jepang
yang bertindak produktif. Sebagai contoh konkretnya, misalkan begini, anak
sekolah dasar di Indonesia atau SD di ajari untuk menggunakan barang-barang
elektronik seperti HP, <i>game</i>, dll. Berbeda dengan anak sekolah dasar di
negara Jepang, dengan usia yang relatif muda, meraka sudah diajari merakit
alat-alat atau barang elektronik seperti HP, <i>game</i>, dll. Berbanding
terbalik bukan, dengan keadaan di negara kita ini. Apakah karena kita belum
bisa di setarakan dengan negara-negara maju seperti Jepang? Negara maju,
sedangkan kita adalah negara berkembang yang masih membutuhkan proses. Jelas
hal itu bukan alasan yang tepat untuk kita tidak bisa berdiri sama tinggi,
duduk sama rendah dengan mereka. Justru perbedaan tersebut
seharusnya mampu memberi energi besar kepada kita untuk membuktikan bahwa
kita mampu bersaing dengan mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Mayoritas generasi Indonesia memilki kebiasaan
malas yang lama-lama menjadi karakter buruk. Malas memainkan otak untuk
bersaing, malas berusaha menyesuaikan perkembangan zaman. Cenderung primitif,
tidak thau dan memang tidak ingin tahu tentang perkembangan di era globalisasi.
Yang dipikirkan hanya bagaimana cara memperkaya diri. Kalau itu memang yang
telah terjadi, ya jelaslah pendidikan Indonesia dikategorikan sebagai negara
yang pendidikannya rendah. Jika kondisi seperti itu tidak diperbaiki, dan
bangsa ini tidak segera melakukan revitalisasi pembangunan sektor pendidikan,
republik yang sedang murung dan bersedih hati ini akan menghadapi risiko dan
bencana kenamusiaan yang dahsyat, berupa tersungkurnya sebagian besar rakyat
yang pernah dikandung dan dilahirkan ibu pertiwi ini ke dalam lembah
keterbelakangan budaya, peradaban, teknologi, dan seni. Sebagian kecil dari
bahaya dan risiko itu telah di ungkapkan oleh Sheridan (1999:39) dalam Suyanto,
Dinamika pendidikan Nasional.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span>2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tenaga pengajar sebagai pembimbing di dunia
kependidikan. Banyaknya guru atau dosen yang belum memenuhi persyaratan
penentuan aspek input dan proses pendidikan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 42.55pt; mso-list: l2 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span>1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Guru
TK sebanyak 137.069, yang sudah memiliki kewenangan mengajar sesuai dengan
kualifikasi pendidikannya baru 12.929 orang (9,43%).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 42.55pt; mso-list: l2 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span>2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Guru
SD sebanyak 1.234.927, yang sudah memiliki kewenangan mengajar sesuai dengan
kualifikasi pendidikannya baru 625.710 orang (50,67%).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 42.55pt; mso-list: l2 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span>3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Guru
SMP sebanyak 466.748, yang sudah meiliki kewenangan mengajar sesuai dengan
kuakifikasi pendidikannya baru 299.105 orang (64,08%).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 42.55pt; mso-list: l2 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span>4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Guru
sekolah Menengah sebanyak 377.673 , yang sudah meiliki kewenangan mengajar
sesuai dengan dengan kualifikasi pendidikannya baru 238.028 orang(63,02%).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 42.55pt; mso-list: l2 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span>5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dosen
perguruan tinggi sebanyak 210.210, yang sudah memiliki kewenangan mengajar
sesuai dengan kualifikasi pendidikannya baru 101.87 orang (48,46%).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 18.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<i><u><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">sumber: Prof. Suyanto, Ph.D “Dinamika
Pendidikan nasional”</span></u></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Lagi-lagi faktor yang tak kalah penting
adalah tersedianya fasilitas-fasilitas yang sangat mempengarui tinggi rendah,
maju mundurnya suatu pendidikan. Berikut ini adalah data ruang kelas yang tidak
layak pakai untuk proses belajar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 42.55pt; mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -14.7pt; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span>1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ruang
kelas TK yang jumlahnya 93.629, yang kondisinya masih baik hanya 77.3999
(82,67%).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 42.55pt; mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -14.7pt; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span>2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ruang
kelas SD yang jumlahnya 865.258, yang kondisinya masih baik hanya 364.440.
(42,12%)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 42.55pt; mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -14.7pt; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span>3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ruang
kelas SMP yang jumlahnya 187.480, yang kondisinya baik hanya 154.283 (82,29%)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 42.55pt; mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -14.7pt; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span>4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ruang
kelas SMA yang jumlahnya 124.417, yang kondisinya baik berjumlah 115.749
(93,07%)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<i><u><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">sumber: Prof. Suyanto, Ph.D “Dinamika
Pendidikan nasional”<o:p></o:p></span></u></i></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br />
Begitulah kondisi yang telah menimpa negara tercinta kita ini. Selain kondisi
sekolah yang demikian, fasilitas pendukung lain sepertinya juga jauh dari yang
diharapkan. Seharusnya fasilitas pendidikan bisa digunakan sebagai jembatan
untuk memajukan pendidikan Indonesia. Karena dengan begitu siswa atau pelajar
pun tidak akan tertinggal oleh perkembangan pendidikan di dunia. Meskipun hal
itu belum bisa diterapkan di Indonesia setidaknya standarkan semua lembaga
pendidikan di Indonesia, karena di sanalah tempatnya para generasi penerus
bangsa mencari ilmu atau pendidikan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span>3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">pemerintah merupakan pendukung yang sangat
penting bagi pendidikan di Indonesia. Tapi, kenyataannya di indonesia sektor
pendidikan tidak menjadi prioritas dan unggulan bagi kebijakan nasional dalam
meningkatkan SDM. Untuk menghindari risiko tersebut, pemerintah seharusnya
menjadikan pembangunan sektor pendidikan sebagai ujung tombak bagi proses
kebangkitan kembali bangsa ini. UNESCO (1998:22) yakin bahwa pendidikan
memiliki peran yang unik untuk memberantas kemiskinan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sekarang, kita telah memiliki pandangan bukan bagaimana kita harus
membawa nasib bangsa kita ini dalam derasnya arus globalisasi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Semoga tulisan ini memberikan bisa manfaat bagi generasi penerus
bangsa, para pembimbing, dan tindakan pemerintah untuk memperbaiki pendidikan
indonesia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Karena, kalau bukan kita yang memperbaiki nasib bangsa, siapa lagi?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Majulah terus pendidikan Indonesia!!! Bukan tak mungkin oarng-orang
besar seperti Albert Einstein dan para ilmuan besar lainnya yang mampu mengubah
kehidupan bangsanya lahir dari</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> tanah air
tercinta kita yaitu INDONESIA. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span> </span><o:p></o:p></span></div>
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03906842120461258854noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3377288494998702039.post-17039052005914487182012-05-01T17:14:00.000-07:002012-05-19T09:32:21.454-07:00Dunia ke 2<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjS7AdIiCWyR0Ny2sz4ayqarYKoDlFSjMcBxRHkMLNnR835rNdR8gKe1RMDxgRsI96dQLI_qAHH_t1zYumiry0RU2_aT0PI-enk__pT4ZXai3rutpcTsHknIMkYaU6uhnC0Zu-kjoOFHRjb/s1600/masjid-al-azhar-kairo-mesir.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjS7AdIiCWyR0Ny2sz4ayqarYKoDlFSjMcBxRHkMLNnR835rNdR8gKe1RMDxgRsI96dQLI_qAHH_t1zYumiry0RU2_aT0PI-enk__pT4ZXai3rutpcTsHknIMkYaU6uhnC0Zu-kjoOFHRjb/s320/masjid-al-azhar-kairo-mesir.jpg" width="237" /></a></div>
<span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: large;"><br /></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: large;">Melihat mereka yang telah merasakan pengalaman di luar sana, pahit manisnya kehidupan, adalah sebuah tantangan yang harus dihadapi. Ketika ku memandang diri ini, pertanyaan ini selalu hadir dalam benakku, “Kapan giliranku?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: large;">Ya, aku dengan segala keterbatasanku harus mempersiapkan diri dari sekarang, bukannya tidak mungkin ku juga bisa sukses di luar sana.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: large;">Teringat pengalaman santri Gontor, meski dengan keterpaksaan untuk memasukinya, tapi ada hikmah dibalik itu semua. Banyak hal yang tidak didapatnya selain di Gontor, hal yang mampu mengubah hidupnya hingga sekarang ini.
Mengejar dunia, mewujudkan awan benua yang ia bangun dari impian Shohibul Menara.
Bahkan ia mampu lebih dari mereka yang belum pernah mencicipi bagaimana rasanya kehidupan di pondok.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: large;">Perjuangan Imam Asy Syafi’i yang suka mengembara, terutama untuk mencari ilmu pengetahuan
Beliau pernah berkata dalam sebuah syairnya :</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: large;"> ما في المقام لذي عقل وذي أدب # من راحة فدع الأوطان واغترب</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: large;">Adalah tidak enak bagi orang cerdik-pandai untuk tinggal tetap di suatu tempat, Oleh karena itu tinggalkanlah tanah air dan mengembaralah!</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: large;"> سافر تجد عوضا عمن تفارقه # وانصب فإن لذيذ العيش في النصب</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: large;"> Musafirlah! Engkau akan mendapat sahabat-sahabat pengganti sahabat-sahabat yang ditinggalkan.
Bekerja keraslah! Karena kelezatan hidup adalah dalam bekerja keras.</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: large;"> اني رأيت وقوف الماء يفسده # ان سال طاب وان لم يجر لم يطب</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: large;">Saya (Imam Syafi’i) berpendapat bahwa air kalau tetap di suatu tempat, ia akan busuk. Kalau ia mengalir barulah ia bersih, dan kalau tidak mengalir akan menjadi kotor</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: large;"> الأسد لو لا فراق الغاب ما افترست # والسهم لو لا فراق القوس لم يصب</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: large;">Singa kalau tidak keluar dari sarangnya, ia tak akan dapat makan. Anak panah kalau tidak meluncur dari busurnya, ia tak akan mengena</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: large;">والشمس لو وقفت في الفلك دائمة # لملها الناس من عجم ومن عرب</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: large;"> Matahari pun kalau tetap niscaya seluruh manusia akan marah padanya</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: large;"> والتبر كالترب ملقي في أماكنه # والعود في أرضه نوع من الحطب</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: large;">Tibir (bahan baku emas) adalah saperti tanah saja ketika ia masih tergeletak di tempatnya.</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: large;"> فإن تغرب هذا عزا مطلبه # وإن تغرب ذالك عز كالذهب</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: large;">Kalau yang ini (kayu rimba) keluar dari rimba, sukar sekali mendapatkannya, dan itu (tabir) kalau keluar dari tempat sudah berharga seperti emas</span></div>
<span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: large;"><br /></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: large;">Demikian Imam Syafi’i yang mengajurkan kepada pengikutnya supaya menyukai pengembaraan terutama untuk mencari ilmu pengetahuan.
Sama dengan cerita di atas, terkadang ku juga ingin bisa seperti mereka, mencicipi pahit manisnya perjuangan dalam mewujudkan apa yang menjadi impianku selama ini.
Selama masa-masa di pondok ini, ku harus mempersiapkan diri dari sekarang, mudah-mudahan kan ada jalan/ perantara tuk sampai kepadanya.</span></div>
<span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: large;"><br /></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoLLPC0Y-rS1E806aA_NTz00N7ut9KR0TGC5Xz60KD7i04J3nVWDs0lsXFy6ecPloAYDvBcQhmXUuRx7kmswggthk6lUL0ParxWAueEIMEZaKA0_U1qvHvTZ3L8s2BlmgGR9BYyziudwXN/s1600/amsterdam_canal450.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: large;"></span></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: large;">Berbekal dari sedikit ilmu, semoga ku bisa. </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="color: blue; font-size: large;">من جد وجد</span></div>
<blockquote>
</blockquote>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03906842120461258854noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3377288494998702039.post-84011015413413151702012-01-25T22:15:00.000-08:002012-05-19T09:38:09.400-07:00Andai Rupiah Bisa Berkomentar<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEtly9khUdx5pe5Y9_BEnLcCmqwCVLuQcqnNjVD-Q1cTNTIEbK9r9VQxDqMbxA74DxP3TneqZmVUY1JjcmJV3RVkswYTRuSS9aG2mmHozrRn4dPnUYSGoVjgzE-vWJO-89jy5FyYanLnDK/s1600/uang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEtly9khUdx5pe5Y9_BEnLcCmqwCVLuQcqnNjVD-Q1cTNTIEbK9r9VQxDqMbxA74DxP3TneqZmVUY1JjcmJV3RVkswYTRuSS9aG2mmHozrRn4dPnUYSGoVjgzE-vWJO-89jy5FyYanLnDK/s320/uang.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #351c75; font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #351c75; font-size: large;">Uang?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #351c75; font-size: large;">Mungkin bagi mereka yang punya iman kuat, gak mungkin sampai terpedaya olehnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #351c75; font-size: large;">Tapi kebanyakan kita saksikan, ketika uang sudah bicara.....</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #351c75; font-size: large;">(Ada yang pernah denger gimana obrolannya, he) mungkin kalau diterjemahkan, "Siapa sih yang gak mau sama gue?" </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #351c75; font-size: large;">Yang alim bisa dibuatnya dzalim, yang jujur bisa dibuatnya pandai berbohong, yang lemah bisa dibuatnya kuat, demi sebuah nama yang bernama "uang". </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #351c75; font-size: large;">Itulah kalau uang sudah dijadikan Tuhan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #351c75; font-size: large;">Kita lihat, sebegitu gampangnya mereka (pejabat) menyebutkan nominal uang,sebentar2 Miliar,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #351c75; font-size: large;">sebentar-ben Miliar...</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #351c75; font-size: large;">"20 Miliar buat Ruang Banggar DPR, Toiler 2 Miliar, ... (masih banyak kok yang lainnya, yang nilainya sampai bermiliar2)"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #351c75; font-size: large;">Angka 1 M, bagi mereka mungkin dianggap kecil, tapi liat rakyat Indonesia yang miskin,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #351c75; font-size: large;">tidur beratapkan langit, tanpa bangunan/rumah,bahkan kolong jembatan, pekuburan, bantaran rel kereta api, dll menjadi tempat yang dibuat "nyaman", asalkan bisa tidur nyenyak;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #351c75; font-size: large;">Banyak sekolah-sekolah yang banyak membutuhkan dana untuk renovasi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #351c75; font-size: large;">Masih ingat, kisah pahlawan SD yang bergelantungan di bekas jembatan yang rubuh, demi berangkat ke sekolah?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #351c75; font-size: large;">Karna lambannya pemerintah, untuk merehab,entah apalah alasannya....mereka bergelantungan menyusuri tali, demi berangkat ke sekolah, padahal membahayakan nyawa mereka.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #351c75; font-size: large;">Berbeda dengan para pejabat kita, hidup dengan fasilitas serba ada, tidak seperti mereka.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #351c75; font-size: large;">Mereka jarang memikirkan nasib saudara-saudara kita yang miskin, lebih mementingkan Toilet, renovasi Ruang Banggar, termasuk ngebuat gedung baru (kira2 berapa "T" yah) ...daripada buat rehab, ngebangun jembatan dll, </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #351c75; font-size: large;">Jika foto Bung Karno dan Bung Hatta yang ada pada Rupiah seratus ribuan bisa berkomentar,kayanya mereka tidak sampai berani melihat kondisi Indonesia yang telah diproklamirkannya, sampai menutup mukanya dengan kedua tangannya..</span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03906842120461258854noreply@blogger.com0